2013
KATA PENGANTAR:
Kami berterima kasih TUHAN__ _ Semoga Tuhan Semesta Alam melimpahkan limpahan Rahmat kepada kita semua untuk menyelesaikan tugas mata kuliah utama IPS berupa esai “Pentingnya Ketaatan dan Kejujuran dalam Membangun Warga Negara yang Baik ”.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menyelesaikan tugas mempelajari pentingnya ketaatan dan kejujuran dalam membesarkan warga negara yang baik , dan untuk memberikan pencerahan bagi penulis dan pembaca.
Kami berterima kasih untuk itu Tuan. Sigit Dwi Kusrahmadi , M.Si, selaku guru IPS dasar yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan artikel ini .
penyusun:
ISI:
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………… 2:
ISI………………………………………………………………………… 3:
ISI:
PERTAMA ………………………………………………………………… empat
A. Landasan Teori……………………………………………………….
B. Konteks masalah ................................................ ...... .. ...
C. Definisi Masalah……………………………………………………………………………………………………………… … ……… …………………
DISKUSI…………………………………………………………… 5:00 pagi
MENYIMPULKAN………………………………………………………………………………………………………… 6:00 pagi
TETAPI. Kesimpulan ………………………………………………………..
B: Kalimat ………………………………………………………………………………
BIBLIOGRAFI…………………………………………………………… 12:00 siang
UTAMA:
TETAPI. landasan teori
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan penyebaran informasi secara umum dapat berdampak besar pada perubahan sikap dan perilaku. Dengan cara ini, masyarakat juga dapat mengambil sikap kritis terhadap “erosi nilai dan norma moral” dan “dehumanisasi”. Saat ini terjadi krisis kepercayaan, krisis kualitas atau karakter kemandirian, krisis nilai yang menjadi tonggak dan tonggak kehidupan berbangsa dan bernegara (Jahiri, 2008).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana warga negara secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan adalah suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang layak menjadi agamis dan bertakwa agar memiliki akhlak mulia atau aspek afektif disamping aspek kognitif dan psikomotorik. Aspek afektif atau sikap dan nilai atau aspek moral merupakan aspek yang sangat menentukan kualitas seseorang. Apapun pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seseorang, jika akhlaknya tidak baik, maka pengetahuan dan kemampuannya tidak akan berguna bagi pemiliknya atau orang lain.
Jika melihat gejala-gejala kemerosotan akhlak dewasa ini, kemerosotan nilai-nilai akhlak sungguh mengkhawatirkan. Kejujuran, ketaatan, kebenaran, keadilan, pertolongan, dan kasih sayang telah dikaburkan oleh tipu daya, tipu daya, penindasan, penyerangan, dan saling menyakiti (Nata, 2001: 189). Yang lebih memprihatinkan, kemerosotan nilai-nilai moral tidak hanya berdampak pada orang dewasa di berbagai posisi, jabatan dan profesi, tetapi juga calon mahasiswa muda yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan mulianya demi kebenaran, keadilan dan dunia yang akan datang.
Manusia wajib membekali dirinya dengan ilmu, sikap dan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. Dengan demikian, seseorang dapat menggunakan dan mewariskan nilai-nilai yang diyakininya, dengan melihat bagaimana alam semesta berperilaku secara benar dan jujur sesuai dengan nilai, moral, dan standar masyarakat.
B: Latar belakang:
Secara operasional, hal ini dapat digambarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana program penanaman karakter seperti kejujuran dan ketaatan dilaksanakan untuk meningkatkan kedisiplinan dan kemandirian di masyarakat?
2. Bagaimana proses strategis penanaman nilai-nilai seperti integritas dan karakter dalam lingkungan belajar untuk mendorong kedisiplinan dan kemandirian?
3. Bagaimana Anda mengembangkan strategi untuk menanamkan nilai-nilai integritas untuk mendorong kedisiplinan dan kemandirian?
MELAWAN rumusan masalah
Komunikasikan nilai kejujuran
Pertama , membantu seseorang mengembangkan seperangkat nilai yang membantu membimbing hidup mereka.
Kedua , untuk membantu seseorang lebih memahami siapa mereka dan mengapa mereka hidup.
Ketiga , membantu seseorang menjadi warga negara yang lebih baik yang berpartisipasi aktif dalam proses pemerintahan.
Keempat , belajar mentaati aturan, hukum, dan nilai-nilai masyarakat yang berlaku.
Kelima , untuk membantu orang mengembangkan berbagai keterampilan berpikir yang lebih tinggi dan proses menganalisis semua masalah utama, baik individu, masyarakat, nasional atau internasional.
Keenam , membantu seseorang mengembangkan nilai-nilai moral yang lebih tinggi melalui restrukturisasi kognitif menuju nilai-nilai keadilan universal. Diharapkan melalui program pengembangan nilai-nilai seseorang akan memiliki hubungan dan perilaku yang baik di dalam dirinya. Hal ini bukan berarti sikap dan perilaku orang tersebut selama ini tidak baik, tetapi sikap ini harus dipupuk oleh seseorang dalam lingkungan keluarga dan sosialnya dengan kesadaran yang stabil dan tinggi terhadap perilakunya.
DISKUSI:
Nilai yang ditempatkan dalam perkembangan seseorang bukanlah dalam mengubah nilai karakter siswa, tetapi dalam membentuk kepribadian yang normatif. Seseorang diharapkan memahami batas-batas norma dan mampu untuk tetap berada dalam batas-batas norma. Dengan kata lain, seseorang dapat menahan diri dengan menyimpang dari ketentuan norma dan dengan sungguh-sungguh melakukan tindakan yang disyaratkan oleh norma.
Dari uraian di atas, maka arah tujuan pendidikan nilai yang ingin dicapai melalui pengembangan nilai, yang meliputi penanaman nilai-nilai karakter kejujuran dengan tetap mengedepankan kedisiplinan dan kemandirian, adalah sebagai berikut:
satu. Mengangkat dan memperluas tatanan nilai dan keyakinan.
2. Memajukan dan memperkuat identitas mahasiswa/masyarakat/bangsa.
3. Menciptakan, meminimalkan dan menyangkal nilai-nilai moral negatif.
empat.