kata pengantar
Bismilahirrahmanirahim.
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan artikel ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, para Tabiuttabin dan semoga kita sebagai umatnya. Amin
Selain sebagai penutup artikel ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan artikel ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam pembuatan artikel ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga artikel ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca dan semoga artikel ini dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk ibadah dihadapan Allah subhanahu wa ta'ala. amin _
indeks
kata pengantar dari
indeks sekunder
Bab Satu Kelahiran Darud Dawah Wal Irsiyad (DDI) 1
SEBUAH. Konversikan MAI Mangkoso ke DDI 1
b. Pengaturan tugas 2
S. TUJUAN 2
II. Bab Darood Daqwah Wal - Irsiyad (DDI) 3
SEBUAH. Mangkoso sebagai pusat organisasi DDI 3
b. Pari Pari dan Darood Dawah Wal Irszad (DDI) 5
S. Prinsip organisasi DDI 7
AKU AKU AKU. Bab Kesimpulan 12
SEBUAH. matikan 12
REFERENSI 13
babi
Lahirnya Darood Dawa Wal Irshad (DDI).
SEBUAH. Konversikan MAI Mangkoso ke DDI
Sebagai implementasi dari keputusan Ahlu Sunnah Wal Jama'a untuk berkonsultasi dengan ulama Sulawesi Selatan tentang perlunya pembentukan organisasi untuk memperkuat fungsi dan tugas MAI Mangkoso, beberapa proposal telah dibuat terkait dengan pembuatan nama organisasi. . Antara lain KHM Abuduh Pabbaja "Nasrul Haque" Ustadz mengucapkan " El Urwatul Usqa " oleh HM Tahir Usman " Darood Dawah Wal Irsad " oleh Syekh H Abd Rahman Firdaus. Setelah diskusi, nama Darood Dawa Wal Irshad diterima dengan suara bulat.
Menurut Syekh H Abd. Rahman Ferdous, Tafaul diberi nama demikian untuk memajukan dakwah dan logika pendidikan dengan kebesaran ) = ghar artinya tempat atau stasiun penyiaran, dawa ( ) = undangan, jadi bel masuk ke ruangan. Irsyad ( Irsyad ) = petunjuk, yang artinya pertama-tama proses penyebaran di daerah kemudian petunjuk itu akan diterima di madrasah/madrasah.
Oleh karena itu, Darood Dawah Wal Irsad pada hakikatnya adalah organisasi yang bekerja untuk menyeru manusia ke jalan yang benar dan membimbing mereka menuju kesejahteraan dan pembebasan sesuai ajaran Islam.
Alim Ulama KHAbd diberi tanggung jawab untuk membahas pendirian dan inisiasi kegiatan organisasi ini. Rahman Ambo tampil sebagai ketua MAI yang sudah memiliki cabang di berbagai daerah untuk melaksanakan inisiatif yang diperlukan. Melalui dia, diadakan pertemuan di Mangkoso pada bulan Sya'ban 1366 (1947 M) dengan para guru besar MAI dari daerah dan perwakilan cabang MAI. MAI Mangkoso ini benar-benar pelopor serikat DDI.
Ditinjau dari segi sejarah sosiologis, MAI Mangkoso yang lahir pada Rabu, 20 Zulqayeddah 1357 H atau 11 Januari 1939, merupakan unsur utama dalam pembentukan forum yang didukung oleh idealisme yang membentuk perkembangannya. DDI ada. Sebuah organisasi tunggal. Atas dasar ini juga jelas bahwa tempat pertemuan Alim Ulama Ahlusunna wal Jama'a pada hari Jumat Rabiul Awal 1366, bertepatan dengan 17 Februari 1947 di Watang Sopeng, adalah forum di mana mereka mencoba mencari formula. , menciptakan dan memperkuat peran MAI Manngkoso sebagai gagasan dalam upaya menggerakkan potensi masyarakat untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat, yang berujung pada integrasi MAI Mangkoso ke dalam organisasi DDI.
Integrasi itu sendiri harus dimaknai sebagai langkah untuk memperbaiki bentuk struktural dan fungsional wadah, yang menjadi eksklusif organisasi sekolah, lembaga sosial, yang bidang gerakannya berperan dalam pendidikan dan upaya sosial.
b. Pengaturan tugas
atau Untuk mengetahui asal-usul DDI...
b. Untuk mengetahui prinsip organisasi DDI
S. TUJUAN
Agar pembaca mengetahui asal usul dan sejarah DDI serta peran DDI dalam dunia pendidikan.
bab II
Darood Daqwah Wal-Irsiyad (DDI)
SEBUAH. Mangkoso sebagai pusat organisasi DDI
Pada saat DDI dibentuk, organisasi ini bermarkas di Mangkoso, dengan berbagai pertimbangan, termasuk penggunaan nama DDI pada saat penggantian nama MAI di tingkat daerah yang lebih rendah. Dimana MAI didirikan sebelumnya. Juga untuk perumahan KHAbd. Manongkoso Rahman sebagai ketua organisasi Ambo Del.
Sebagai organisasi yang baru terbentuk, salah satu hal yang paling segera diperbaiki adalah finalisasi Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar (AD/ART), yang akan menggambarkan intensitas checks and balances , yang merupakan gambaran dari demokratisasi yang berkelanjutan. organisasi..
Penyusunan AD/ART ini diselesaikan oleh KHM Abduh Pabbajah selaku sekretaris. AD/ART ini aslinya ditulis dalam bahasa Arab kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh KHMALI Al Yafie, Darud Dawah Wal Irsad (DDI) agar lebih mudah dipahami masyarakat. Pekerjaan ini dilakukan bersama KHM Amin Nasir. Dan sejak saat itu mereka mulai menggunakan akronim DDI.
Dalam rangka mempererat integrasi MAI Mangkoso DDI dan untuk menyediakan link komunikasi antara pengurus pusat organisasi dan kantor wilayah, serta untuk memfasilitasi penyediaan informasi tentang kegiatan organisasi, publikasi dimulai. dengan buletin bernama Risalah Ad. Daria Diterbitkan pada tahun 1948. Setelah lama diam, catatan Adaria ini dipulihkan pada tahun 1975. Namun, karena masalah di sektor keuangan dan tidak adanya sistem yang terintegrasi dalam pengelolaannya, catatan Adaria tersebut dihentikan lagi pada tahun 1976 dan sampai sekarang.
Dari hasil pembahasan fakultas pengelola MAI tersebut di atas, maka tercapai mufakat yang disepakati untuk melakukan konsolidasi dan konsolidasi struktur MAI Mangkoso dengan seluruh anak perusahaan Darud Dawah Wal Irsyad (DDI) dengan pusat organisasi di Mangkoso. Berdasarkan rekomendasi setelah musyawarah Alim Ulama Watan Sopeng, maka pengurusannya adalah sebagai berikut:
Pembimbing : KH Abd. Rahman Ambo Del
Pimpinan Baru : KHM Daud Ismail (Kadhi Sopeng)
Penulis pertama: KHM Abduh Pabbajah
Penulis kedua: KHM Ali Al Yafi.
Bendahara : HM Madani
Asisten : H Abd. Muin Yusuf (oleh Kadhi Seiden)
KH M Yunus Marathon
KH Abd. Kadir (Kadi Moros)
KHM Tahir (Kadhi Malanipa Sinjoy)
S Ali Mataro
KH Abd. Hafid (Kadi Savitto)
KK Baharuddin Sajata (Kadi Supa)
KH Kittab (Kadhi Sopeng Riaja)
H. Muchadi Pankazen
Taman Nasional Par Pare
Pembimbing: Syekh KHM Asad Sengkang
Sheikh Haxhi A