Kamis, 31 Oktober 2019

Kenapa para penjudi tak bisa berhenti?


Tidak ada yang menyukai kalah – serta mereka yang ketagihan judi. Tetapi tetap mereka terus bertaruh. Bila bandar tetap menang, mengapa tidak sekaligus menyimpan uang? Beberapa orang yang ketagihan judi menjelaskan jika, walau kekalahan mereka bertumpuk, ada rasa yang bawa mereka kembali pada meja kartu atau mesin slot. 

“Saya ingin berjudi setiap saat,” kata satu orang bekas penjudi yang sembuh pada Scientific American pada 2013. “Saya menyenanginya — saya senang rasa yang saya temukan.” 

Serta belakangan ini, satu orang eksekutif Wall Street mengaku jika ia menipu keluarganya, rekan serta orang lain sampai US$100 juta atau seputar Rp1,3 triliun lebih untuk mengongkosi hobinya itu. 

“Itu cuma satu langkah supaya saya dapat uang untuk penuhi ketagihan berjudi saya,” tuturnya pada pengadilan. 

Tetapi bila satu orang kehilangan uang – mungkin justru kehilangan pekerjaan atau rumah jadi efek berjudi – bagaimana dapat rasa kenikmatan itu melewati pengorbanan mereka? 

Hal pertama yang perlu diingat ialah, orang berjudi bukan karena hanya prospek menang. Mark Griffiths, satu orang psikolog di Nottingham Trent University yang spesialisasinya ialah tingkah laku ketagihan menjelaskan jika penjudi punyai banyak motivasi atas rutinitas mereka itu. 

Dalam survey pada 5.500 penjudi, prospek untuk “memenangkan uang banyak” ialah unsur terkuat. Tetapi selanjutnya diikuti dengan “karena ini menyenangkan” serta “karena ini seru”. 

“Bahkan saat Anda kalah berjudi, badan Anda masih membuahkan adrenalin serta endorfin,” tuturnya. 

“Orang beli hiburan.” 

Penemuan ini di dukung oleh riset 2009 oleh periset dari University of Stanford di California, yang temukan jika seputar 92% orang telah “kehilangan batasan” fundamen yang tidak dapat mereka bebaskan. 

Walau demikian, bukti jika mereka kehilangan uang sesudah berkunjung ke kasino, misalnya, tidak memengaruhi kesenangan mereka pada pengalaman itu. 

“Orang nampaknya cukup senang dengan kemenangan kecil, serta mereka akan memberikan toleransi pada kerugian kecil,” kata salah satunya penulis riset, Sridhar Narayanan, pada saat itu. 

“Mereka sadar jika dalam periode panjang, mereka akan kalah dibanding menang.” 

Serta untuk sesaat, kalah dapat menggerakkan tanggapan positif pada kemenangan. Ini dikarenakan oleh harapan penjudi pada kemenangan beralih waktu mereka kalah terus-terusan. 

Robb Rutledge, satu orang ilmuwan pakar saraf di University College, London, serta koleganya bereksperimen pada 26 subyek yang otaknya dipindai waktu mereka lakukan rangkaian pilihan, semasing pilihan dapat tunjukkan hasil tentu serta tidak tentu – satu perjudian. 

Peserta disuruh untuk memandang rasio kebahagiaan mereka sesudah tiap mereka mendapatkan giliran atau sesudah 3x bisa giliran menerka. Serta satu uji coba sama – tanpa ada pemindaian otak – dikerjakan pada lebih dari 18.000 peserta dalam suatu aplikasi smartphone, The Great Brain Experiment. 

Beberapa penemuan menarik, team temukan jika saat peserta mempunyai keinginan lebih kecil jika mereka akan menang, tanggapan mereka pada memperoleh balasan yang setimpal jadi naik. 

Ini selanjutnya dibuktikan baik oleh laporan subyek jika mereka merasakan bahagia serta data dari pemindaian fMRI. Pemindaian ini tunjukkan kegiatan penambahan di ruang otak yang tersambung dengan saraf dopamin. 

Dopamin, satu pemancar saraf yang kompleks, dalam soal ini dapat tersambung dengan pergantian dalam keadaan emosional. 

“Jika orang kalah banyak, itu akan turunkan keinginan mereka, serta ini akan tingkatkan keceriaan mereka saat mereka menang,” kata Rutledge. 

Rasa ini saja cukup sudah merayu. 

“Jika banyak hal jelek berlangsung berturut-turut pada Anda karena itu harapan Anda turun – tetapi selanjutnya Anda mendapatkan suatu hal hasil yang baik, serta Anda mungkin semakin lebih bahagia,” tuturnya. 

“Walaupun di point ini, Anda sudah seharusnya pergi.” 

Tetapi apa beberapa alat seperti mesin judi dapat aktif lakukan kecurangan? Griffiths menulis mengenai sinyal atau panduan yang diberi oleh mesin permainan elektronik pada pemain. 

Tidak banyak yang didapati mengenai design mesin itu pada tingkah laku pemain, tetapi, misalnya, banyak mesin serta kasino memakai warna merah atau yang sama – yang dipandang lebih merangsang. 

Lalu ada pula bunyi serta suara. Griffiths pikirkan peluang jika hinaan dari satu mesin yang meranmpilkan ciri-ciri antagonis di The Simpsons memengaruhi pemain. 

Contohnya, saat pemain kalah, ciri-ciri Mr Smithers menjelaskan, “Anda dikeluarkan!” 

“Sejalan dengan tesis yang memberi dukungan teori frustrasi serta penyesalan kognitif, hingga ini dapat membuat alat permainan judi lebih merayu,” catat Griffiths pada sebuah makalah. 

Salah satunya unsur kunci bagaimana mencandunya judi ialah sebegitu seringkali satu orang pemain dapat bertaruh. 

Sebab tersedianya peluang untuk berjudi terkait dengan tingkat permasalahan ketagihan judi di satu warga, karena itu Griffiths menjelaskan jika jumlahnya imbalan yang dapat diberi – serta bukan imbalan sebetulnya atau justru type judinya – yang menimbulkan penjudi patologis. 

Permainan serta mesin terkadang direncanakan untuk terus membuat pemain tertarik dengan tawarkan hadiah alternatif, seperti credit penambahan atau – sesudah kalah – peluang menang semakin besar dibanding umumnya dalam peluang selanjutnya. 

“Jika Anda memberikan imbalan-imbalan kecil yang tidak selalu uang, karena itu orang akan memberi respon,” kata Griffiths. 

Serta yang menarik, ada contoh masalah dimana penjudi meningkatkan “skill-bayangan” jadi satu pembenaran untuk memperoleh peluang imbalan itu. 

Griffiths memberikan contoh mesin permainan di Inggris yang direncanakan dengan nalar adaptif jika alat itu akan memberi makin banyak dibanding yang diberi oleh customer dalam periode-periode tersendiri, serta selanjutnya alat akan kembali pada skema biasa. 

Berarti beberapa pemain akan berupaya cari (atau men-“skim”) mesin yang belum memberi jackpot, dengan keinginan mereka berada di mesin itu waktu mesin memberikan jackpot. 

Semua penemuan riset ini mengaitkan jika judi tidak selamanya masalah menang, tetapi malah proses bertaruhnya itu – serta beberapa faktor lain di sekelilingnya yang membuat menyenangkan. 

Walau ketagihan berjudi tidak dapat diterangkan dengan simpel – terkadang terdapat beberapa fakta yang menimbulkan ketagihan pada satu orang – tetapi pasti menarik untuk lihat bagaimana kehebohan itu berkaitan pada susunan serta style permainan yang dimainkan. 

Serta saat judi bukan obsesi yang memiliki masalah, tetap permainan itu menghibur buat mereka yang pulang dengan kantong kosong. 

PERUBAHAN FISIKA

KATA PENGANTAR: Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Ina, Taufiq dan Hinaya yang memungkinkan saya untu...