Jumat, 29 Juli 2022

MAKALAH TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL DAN SIKAP ANTI-SOSIAL kelas X SOSIOLOGI

daging babi
pengantar

SEBUAH   Latar Belakang

Sebelum kita membahas tentang perilaku menyimpang dan sikap antisosial, ada yang tahu apa itu perilaku menyimpang dan sikap antisosial?

Kali ini saya akan menjelaskan tentang perilaku menyimpang dan sikap antisosial. Sebelum melakukan ini, saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang.
Dalam KBBI, perilaku menyimpang diartikan sebagai perilaku, tindakan atau reaksi seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma dan hukum yang ada di masyarakat.
Semua tindakan manusia dalam kehidupan sosial dibatasi oleh aturan (norma) untuk bertindak dan berperilaku dengan cara yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun, di tengah kehidupan masyarakat terkadang kita menjumpai tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) masyarakat.

Setelah mengetahui apa itu perilaku menyimpang, seseorang terus memahami apa itu perilaku antisosial. Antisosial adalah sikap yang menunjukkan kurangnya kemampuan beradaptasi.

Untuk informasi lebih lanjut, saya telah menyiapkan dokumen ini agar dapat digunakan seluas-luasnya dan memberikan informasi yang lebih kepada semua pembaca.




b.   kata-kata masalah

1.       Apa itu perilaku menyimpang dan sikap antisosial?
dua.       Bagaimana proses terjadinya perilaku menyimpang?
3.       Apa saja jenis perilaku menyimpang?
empat.       Apa saja bentuk upaya mengatasi perilaku menyimpang?


c.   Tujuan membuat dokumen

Perilaku menyimpang dan perilaku antisosial mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kita tahu ciri-ciri orang yang mengidap sikap antisosial dan sikap menyimpang. Namun, kita belum tentu mengetahui penyebab, jenis dan cara menghilangkannya. Oleh karena itu, untuk informasi lebih lanjut, saya membuat dokumen ini untuk membantu dan menginformasikan kepada para pembaca.

Bagian dua
diskusi


1.       Pengertian perilaku menyimpang dan sikap antisosial

sebuah.      kelakuan menyimpang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, tindakan, atau reaksi seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma dan hukum yang ada dalam masyarakat.
Semua tindakan manusia dalam kehidupan sosial dibatasi oleh aturan (norma) untuk bertindak dan berperilaku dengan cara yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun, di tengah kehidupan masyarakat terkadang kita menjumpai tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) masyarakat.

sebuah)       Definisi perilaku menyimpang
Berikut beberapa definisi perilaku menyimpang dari beberapa sosiolog:
1)      Menurut James Pekerja Van der Zaden.
Penyimpangan sosial adalah perilaku yang menurut banyak orang tercela dan tidak dapat ditoleransi.
dua)      Menurut Pinjaman Robert Muhammad Zaenal.
Penyimpangan sosial adalah setiap tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang ditetapkan dalam masyarakat dan menyebabkan penguasa dalam sistem melakukan upaya untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.
3)      Menurut Paul Band Horton.
Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang diidentifikasi melanggar norma kelompok atau masyarakat. Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku tidak menyimpang, sering disebut konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial dimana seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

b)      ciri-ciri perilaku menyimpang
 Menurut Paul B. Horton, perilaku menyimpang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)          Penyimpangan harus ditandai.
Artinya perilaku itu menyimpang atau tidak, harus dievaluasi berdasarkan kriteria tertentu dan harus diketahui alasannya.
dua)          Penyimpangan dapat diterima atau ditolak.
Perilaku menyimpang tidak selalu negatif, ada kalanya penyimpangan dapat diterima oleh masyarakat, misalnya oleh wanita pekerja. Sedangkan pembunuhan dan perampokan merupakan penyimpangan sosial yang ditolak oleh masyarakat.
3)          Deviasi Relatif dan Deviasi Absolut.
Setiap orang pernah melakukan perilaku menyimpang, namun dalam batas-batas tertentu yang berlaku bagi setiap orang. Disebut relatif karena perbedaannya hanya pada frekuensi dan derajat simpangannya. Secara umum, penyimpangan yang dilakukan setiap orang biasanya relatif. Bahkan orang yang telah melakukan penyimpangan mutlak harus sedikit demi sedikit bersentuhan dengan lingkungan.
4)          Penyimpangan dari budaya yang sebenarnya atau budaya yang ideal.
Budaya ideal adalah semua norma hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Namun pada kenyataannya tidak ada yang mengikuti semua norma resmi ini karena selalu ada kesenjangan antara budaya nyata dan budaya ideal. Artinya dalam realita kehidupan sehari-hari, aturan yang diwahyukan sering dilanggar.
5)          Ada aturan distraksi.
Penghindaran adalah pola perilaku yang dilakukan orang untuk memuaskan keinginan mereka tanpa secara terang-terangan menantang nilai-nilai kode etik. Dengan demikian, norma penyimpangan merupakan bentuk perilaku menyimpang yang setengah terlembagakan.
6)          Penyimpangan sosial bersifat adaptif (adaptasi).
Penyimpangan sosial tidak selalu menjadi ancaman karena terkadang dapat dilihat sebagai alat pemikiran stabilitas sosial.



b.     sikap antisosial

Ini adalah sikap yang menunjukkan kemampuan beradaptasi antisosial. Paradoks dalam psikopatologi adalah bahwa beberapa orang yang mengalami perilaku antisosial secara intelektual normal tetapi memiliki kepribadian yang abnormal.
Sulit untuk menjelaskan situasi paradoks ini, diakui tanpa keraguan, selain itu sangat jelas bahwa ada gangguan dari penyebab dan intelektual yang menyebabkan gangguan mental.


sebuah)       Ciri-ciri sikap antisosial

Menurut penelitian di atas, kepribadian antisosial paling tidak menunjukkan 5 ciri kepribadian, yaitu:
1)       Kegagalan untuk belajar atau mengambil manfaat dari pengalaman.
dua)       Emosi itu dangkal, tidak alami.
3)       tidak bertanggung jawab / tidak bertanggung jawab
4)       Jika bukan hati nurani, maka hati
5)       Impulsif

Selain itu, kepribadian antisosial tidak boleh dikaitkan dengan kategori diagnostik seperti cacat intelektual, gangguan otak, psikosis, atau kondisi maladaptif lainnya. Ini berarti bahwa dengan deskripsi psikologis kepribadian antisosial seperti itu, diagnosis orang antisosial hanya dapat dibuat jika ada komorbiditas lain dari salah satu diagnosis ini.
Pada dasarnya, seseorang dengan kepribadian antisosial tidak dapat bersikap hangat dan berhubungan baik dengan orang lain. Jika pandangan atau sikap antisosial orang tidak diakui, mereka bisa menjadi berbahaya dan mengarah pada kekerasan. Karena tidak memiliki hati nurani, mereka mampu melakukan perilaku ekstrem seperti agresif, kejam, atau perilaku berbahaya lainnya.


dua.       Penyebab perilaku menyimpang

Menurut buku Wilnes Punishment and Reform, penyebab kejahatan/kejahatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1)       Faktor subjektif adalah faktor yang memancar dari orang itu sendiri (sifat bawaan).
dua)       Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya, kondisi keluarga, seperti hubungan yang tidak pantas antara orang tua dan anak.
Untuk informasi lebih lanjut, beberapa penyebab penyimpangan individu (faktor objektif) dijelaskan di bawah ini, yaitu:
1)         Ketidakmampuan untuk mengasimilasi norma-norma budaya. Seseorang yang tidak dapat mengasimilasi norma budaya ke dalam kepribadiannya tidak dapat membedakan antara apa yang pantas dan apa yang tidak pantas. Keadaan ini muncul dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang rusak (broken home). Jika kedua orang tua tidak memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya, mereka tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
dua)         Proses pembelajaran terdistribusi. Seseorang yang menunjukkan perilaku menyimpang karena sering membaca atau menonton program tentang perilaku menyimpang. Merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan oleh proses pembelajaran yang menyimpang. Misalnya, seorang anak yang melakukan kejahatan setelah menonton pertunjukan ulang tentang bagaimana melakukan kejahatan atau membaca artikel tentang kejahatan. Demikian pula, karir penjahat kelas atas, dimulai dengan kejahatan kecil, berkembang, dan menjadi semakin berani, telah menjadi bentuk pembelajaran yang licik. Ini juga terjadi pada penjahat kerah putih dan koruptor kelas atas, yang merugikan negara miliaran dolar. Dia memulai dengan penipuan kecil-kecilan selama masa jabatannya/menangani dana publik, menjadi lebih berani dari waktu ke waktu dan menggunakan berbagai strategi yang sangat bersih dan tidak mencurigakan karena ditutupi oleh pihak luar.
3)         Ketegangan antara budaya dan struktur sosial. Konflik antara budaya dan struktur sosial dapat menimbulkan perilaku menyimpang. Ketika seseorang tidak memiliki kesempatan untuk mencapai suatu tujuan dan karena itu mencari peluang tanpa pandang bulu, perilaku menyimpang terjadi. Misalnya, jika setiap penguasa semakin menindas rakyat, lama-kelamaan rakyat akan berani memberontak melawan tirani ini. Pemberontakan dapat dilakukan melalui pemalsuan/pemalsuan informasi yang terang-terangan atau terselubung untuk mencapai tujuannya, meskipun tidak adil.

4)         hubungan sosial yang berbeda. Setiap orang umumnya terkait dengan beberapa kelompok. Jika suatu masyarakat menunjukkan pola perilaku menyimpang, maka dapat pula meniru pola perilaku menyimpang.
5)         Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkultur yang menyimpang. Media massa seringkali memuat berita atau tayangan tindakan kriminal (perilaku menyimpang) yang tanpa sadar membuat anak menerima perilaku menyimpang itu sebagai hal yang wajar. Ini dikatakan sebagai proses pembelajaran subkultur menyimpang dimana anak-anak dengan nilai-nilai subkultur menyimpang disosialisasikan dan anak-anak melihat perilaku menyimpang sebagai hal yang normal/normal dan dapat dilakukan.



3.       jenis perilaku menyimpang

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut:

sebuah)       Bentuk penyimpangan dibagi menjadi dua bagian menurut sifatnya, sebagai berikut:

1)       Deviasinya positif. Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang berdampak positif pada sistem sosial karena mengandung unsur inovatif dan kreatif serta memperkaya intuisi. Penyimpangan-penyimpangan tersebut umumnya diterima oleh masyarakat seiring dengan perkembangan zaman. Misalnya, emansipasi wanita dalam kehidupan publik mengarah pada karir wanita.
dua)       Deviasi adalah negatif. Penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang bergerak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap inferior dan selalu mengarah pada hal-hal yang buruk. Bobot penyimpangan negatif didasarkan pada aturan sosial yang dilanggar. Pelanggaran adat dan kebiasaan umumnya dianggap lebih serius daripada pelanggaran hukum dan adat.
Bentuk penyimpangan negatif antara lain:

PERUBAHAN FISIKA

KATA PENGANTAR: Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Ina, Taufiq dan Hinaya yang memungkinkan saya untu...