Sabtu, 21 Mei 2022

Resensi Novel Kedua "Dia, Tanpa Aku"



Judul romantis: He Saw Me
Pengarang: Esti Knsih
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun rilis: 2008
Luas: 280 halaman
ISBN: 978-979-22-3441-1

ringkasan

Seorang mahasiswa tahun kedua bernama Ronald memiliki teman setia bernama Indica. Kehidupan sehari-hari Ronald, terutama ketika dia kembali dari sekolah, terdiri dari melihat gadis yang dia cintai dari jauh. Ronald sangat ingin memiliki gadis itu, tetapi tidak ingin PDKT hanya karena gadis itu masih kelas tiga sekolah menengah. Citra, semua Chitra Devi, adalah nama yang selalu disebut Ronald Andika dengan haru karena sahabatnya Andika mau tidak mau mendengar ceritanya. Ronald mengunjungi sekolah Citra hampir setiap hari, memotret Citra dari jauh dan melukis gambar sebagai bagian dari koleksinya. Ronald sudah memiliki beberapa catatan terkait Citra, mulai dari makanan dan hobi favoritnya hingga grup yang mencintai Citra. Dia membaca semua catatan tentang Andik dan menurut sahabatnya informasi itu tidak terlalu penting. Meski Indica terkadang penasaran seperti apa sebenarnya Sitra, hanya Ronald...

Saat Citra mulai masuk SMA, Ronald mengumpulkan uang untuk membeli celana dan baju baru. Ronald hanya melakukan persiapan ini untuk PDKT dan Citra. Dia berusaha menghemat uang di sekolah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan sesegera mungkin. Sementara Ronald hemat, Andika menanggung biaya mengenyangkan perut Ronald. Dan tidak setiap hari, karena Ronald tahu berapa banyak uang saku yang dimiliki temannya. Beberapa hari berlalu dan Andika akhirnya mengalami krisis uang saku, Ronald berubah pikiran untuk tidak memajaki sahabatnya itu. Akhirnya muncullah ide Ronald untuk menambahkan "Lontong" dan "Bakwan Bulat". Keesokan harinya, Ronald membawakan makanan untuk sahabatnya dan mereka makan siang di tempat yang jarang dikunjungi siswa. Usaha Ronald membuahkan hasil, dia benar-benar mendapatkan apa yang diinginkannya.

Dia sudah menunggu saat ini selama berbulan-bulan dan hari ini Citra mengenakan seragam sekolahnya. Tiba-tiba Citra 1 berangkat sekolah bersama adiknya Raynald. Hari pertama itu benar-benar membuat Ronald menjalani harinya. Kebetulan Citra juga sekelas dengan Raynald, jadi Ronald bisa dengan mudah mendapatkan informasi tentang Citra. Pagi ini adalah hari pertama eksekusi Renald di MOS, hari dimana kakaknya meminta Reynald untuk memperhatikan dan melaporkan sitar apapun. Raynald tiba di sekolah barunya tak lama setelah bertemu Citra, tetapi tidak memberi tahu saudaranya. Dia ingin membalas dendam karena Ronald membangunkannya dengan keras pagi ini. Ronald yang saat itu sedang menunggu pesan dari adiknya sangat gugup dan akhirnya Ronald menahan diri untuk tidak menghubungi adiknya karena SMS tersebut tidak dihiraukan, bahkan ada pertukaran di telepon.

Hari ini Sitra mengenakan pakaian abu-abu dan putih untuk pertama kalinya dan Ronald semakin bersemangat. Dia bertekad untuk mengungkapkan semua emosi yang dia miliki selama ini. Sepulang dari sekolah, dia bergegas makan siang, setelah itu dia berpakaian se-elegan mungkin. Setelah semuanya jelas, Ronald meminta restu kepada keluarganya. Tak lama kemudian Andika mendekat dan membuka pintu taksi yang ditumpangi Ronald. Ronald masuk ke dalam taksi dan kemudian melambai kepada kedua adik laki-lakinya sambil mengambil sebuket bunga yang telah disiapkan oleh teman baiknya. Selama kunjungannya ke rumah Citra, Ronald sangat cemas, gugup, dan menghela nafas. Melihat tingkah temannya, Indica tersenyum kecil. Ronald berhenti di dekat rumah Zither dalam perjalanan dan turun dari taksi dengan sebuket bunga. Dia benar-benar asyik dengan semua emosi yang mengelilinginya sepanjang waktu sampai-sampai dia tidak lagi menyadari apa yang mengelilinginya. Jalan tampak sepi pada saat ini dan segera sebuah mobil berhenti, memanfaatkan jalan yang sepi untuk berakselerasi, tetapi Ronald mengabaikannya. Akhirnya, kecelakaan itu sudah dekat dan Indica, yang menyaksikan kecelakaan itu, bangkit dan pergi ke tubuh temannya. Andika duduk di tengah jalan dan memperhatikan bahwa Ronald sudah pergi.

Setelah Ronald pergi, Reynald selalu menyalahkan Citra atas kematian adiknya. Andika Reynald terus mengingatkan kita bahwa Setra tidak bersalah. Dalam kehidupan sehari-hari, Renald melecehkan Citra dan sepertinya Ronald juga merasakan hal yang sama. Reynald menyatakan cintanya kepada Citra di depan foto saudaranya dan dengan cepat memberi isyarat kepada Ronald untuk kembali.

Isma Vulandari

PERUBAHAN FISIKA

KATA PENGANTAR: Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Ina, Taufiq dan Hinaya yang memungkinkan saya untu...