Rabu, 20 November 2019

Bagaimana Cara Mafia Menjalankan Match-Fixing?

Sangat gampang menuduh laga sepakbola atau olahraga yang lain dimasuki praktik match-fixing (penataan laga). Tetapi sebagian orang serta tidak betul-betul tahu bagaimana satu laga atau persaingan dapat ditata hasilnya. Itu tidak sederhana menyogok pemain atau wasit untuk lakukan satu hal. 
Hasil gambar untuk match fixing
Pada intinya match-fixing bukan tingkah laku nakal. Match-fixing berlangsung saat ada faksi yang sepakat untuk kalah, seimbang, atau memenangi faksi musuh dengan tidak berupaya optimal. Sedang nakal ialah menghalalkan semua langkah untuk menang, contohnya doping. 

Ada dua type penataan laga di sepakbola, yakni arranged match-fixing serta gambling match-fixing. 

Arranged match-fixing berlangsung saat koruptor merekayasa laga sepakbola untuk pastikan salah satunya kesebelasan kalah atau seimbang. Sesaat gambling match-fixing berlangsung saat koruptor merekayasa bermaksud memperoleh keuntungan optimal di pasar taruhan. 

Bila ingin dipukul rata, arranged match-fixing cuma memberikan keuntungan salah satunya kesebelasan, sesaat gambling match-fixing membuat suatu kesebelasan disabotase oleh beberapa pihak tersendiri untuk keuntungan faksi yang berkaitan. 

Jadi pada gambling match-fixing, satu orang koruptor tidak perduli bila Kesebelasan A atau Kesebelasan B menang atau kalah. Mereka cuma mempedulikan keuntungan pribadi mereka. Semakin lebih baik serta bila mereka dapat mengatur banyak faksi (dalam soal ini ialah Kesebelasan A serta B). 

Menurut Declan Hill (jurnalis serta akademisi yang mengutamakan diri pada masalah match-fixing), 88,2% masalah arranged match-fixing diinisiasi oleh administrator kesebelasan. Selanjutnya pada gambling match-fixing, 86,4% “permainan” diinisiasi oleh agen SBOBET external seperti bandar atau organisasi kriminil. 

Operasi penataan laga di sepakbola dibagi dua, yakni “permainan” kecil-kecilan tetapi seringkali serta dalam periode waktu panjang; atau “permainan” besar sekali tetapi dalam sekejap. Operasi type ke-2 umumnya lebih meresahkan. Jadi contoh: Kesebelasan kuda hitam dapat menang pada suatu final. 

Dampak Pasar Taruhan 

Sebetulnya match-fixing tidak selamanya dilandasi perjudian (gambling). Tetapi perjudian banyak mengubah hasil pertandingan-pertandingan olahraga sebab beberapa orang yang bertaruh, mulai dari sepakbola, balapan Formula 1, kriket, serta sampai tingkat yang terendah serta tidak mengundang perhatian publik misalnya laga wanita U16 di divisi ke-7. 

Pada pasar taruhan atau Situs judi, arah penting penataan (fixing) untuk mendapatkan keuntungan optimal. Maka ada dua penataan yang berlangsung, yakni penataan laga serta penataan pasar taruhan. 

Tiap pertandingan punyai kesempatan (odd) semasing. Ini yang membuat taruhan mempunyai nilai. Koruptor umumnya mempunyai permasalahan, yakni bila mereka sukses memperoleh “pemain” untuk kalah pada laga, mereka akan bertaruh untuk kesebelasan rivalnya untuk menang. Dengan demikian mereka jadi memperoleh keuntungan. 

Makin uang banyak yang mereka pertaruhkan menantang beberapa “pemain” mereka, maka semakin besar uang yang akan mereka temukan. Ini disebutkan “mengatur pasar taruhan”. 

Bila petaruh (koruptor) menempatkan uang yang kebanyakan, bandar akan berprasangka buruk hingga odd dapat beralih. Sedang bila mereka menempatkan begitu kecil, itu akan membuat penataan laga jadi tidak wajar, hingga uang suap mereka pada “pemain” jadi percuma di pasar taruhan. 

Buat koruptor yang tidak mempunyai cukup uang, mereka akan menyertakan investor, yang membuat koruptor bertindak jadi broker: mereka mengendalikan laga pada “pemain”, lalu pergi ke investor yang dapat sediakan mereka uang banyak. 

Maka petaruh (koruptor) tetap berupaya tidak diketahui, sebab point penting dari match-fixing untuk menipu bandar untuk membuahkan keuntungan untuk koruptor. Di sini bandar malah dapat jadi “korban”, bukan aktor. 

Hal ini sebagai fakta match-fixing lebih susah terwujud di laga penting (seperti Piala Dunia) sebab uang yang mengalir akan besar dan lebih meresahkan. Penataan laga jumlahnya berlangsung di liga kecil sebab “pemain” dapat dibayar tambah murah (ditambah lagi bila “pemain” telah lama tidak digaji) serta tidak kurang meresahkan (sebab tidak banyak yang perduli) walau keuntungannya kecil. 

Aktor Langsung 

Pada umumnya “pemain” match-fixing dikerjakan oleh wasit, pemain, serta administrator kesebelasan (manager, presiden kesebelasan, pelatih, dan lain-lain). Masih menurut Hill, tingkat keberhasilan penataan laga rata-rata jadi besar bila satu orang menyogok administrator kesebelasan (keberhasilan 90,5%) dibanding pemain (83,1%) atau wasit (77,8%). 

Mengapa administrator kesebelasan dapat lebih kemungkinan besar kesuksesan? Walau sebenarnya wasit serta pemain ialah mereka yang ada langsung di lapangan, yang dapat mengubah hasil/score dengan cara langsung. 

Pada intinya makin beberapa orang yang terjebak dalam “permainan”, akan makin tinggi peluang kesuksesan. Bila satu orang dapat mengubah administrator kesebelasan, bermakna mereka dapat mengubah satu kesebelasan keseluruhannya bukannya perseorangan seperti pemain atau wasit. 


Pada gambar jalan di atas, baik pemain, wasit, atau administrator kesebelasan ialah “pemain” (yang dibawa “bermain”, yang dibayar untuk kalah). Menurut jalan normal, ada yang menyogok atau memerintah mereka untuk mengendalikan laga, yakni “koruptor”. 

Untuk membuat jalan seperti di atas, ada azas keyakinan yang tidak dapat asal-asalan terjaga. Maka bila koruptor minta pemain atau wasit untuk terjebak, itu umumnya cuma berbentuk sesaat: done and forgotten. 

Tetapi koruptor yang membuat keyakinan pada administrator kesebelasan dapat lebih abadi, sebab mereka akan masuk ke skema yang tidak dikuasai oleh (contohnya) perpindahan pemain atau perubahan wasit. 

Tanpa azas keyakinan ini, koruptor tidak berkekuatan serta kejelasan. 

Aktor Tidak Langsung 

Permasalahannya koruptor tidak dapat semaunya terjebak dengan cara langsung. Mereka perlu akses untuk dapat ajak wasit, pemain, atau administrator “bermain”. Mereka bisa lakukan pendekatan langsung. Permasalahannya umumnya dari mereka ialah faksi luar. 

Bila mereka putuskan pendekatan dengan cara langsung, mereka harus pintar dalam pendekatannya, contohnya berupaya satu hotel atau satu koridor dengan calon “pemain”. Pada praktik langsung, mereka dapat menggunakan pelacur. Sesaat otomatis, mereka dapat berpura-pura jadi jurnalis yang ingin lakukan wawancara. 

Untuk pendekatan langsung ini, risikonya semakin besar buat koruptor. Maka mereka biasa menggunakan layanan penghubung yang biasa disebutkan runner atau agen. Ini dapat membuat koruptor terproteksi dari deteksi, sebab proses transaksinya memiliki kandungan banyak layer. 

Runner atau agen ini bertindak selaku penjamin atau pemberi garansi (guarantor), tetapi ada pula yang tidak dapat bertindak selaku penjamin. Dapat jadi penjamin ataukah tidak, runner masih berkekuatan penting pada akses. Mereka mengetahui siapa “pemain” yang dapat didekati serta siapa yang semestinya dijauhi (punya potensi mengadu pada pihak berwajib). 

Dalam praktik global, peranan runner ini baik diambil oleh bekas pemain. Bekas pemain ialah mereka yang benar-benar tahu kondisi dan situasi lapangan. Runner type ini dapat mendatangkan jaringan “permainan” paling efektif serta menjanjikan. 

Walau demikian runner terkadang bukan orang yang mengetahui persis keadaan lapangan, hingga dia memerlukan “pegangan” yang lain, yang dapat membuat jalan match-fixing lebih berlapis-lapis . Sebab runner ialah orang yang mengetahui siapa yang paling dapat “dipegang”, faksi yang dapat “dipegang” itu biasa disebutkan proyek manajer. 

Proyek manajer ialah faksi yang mempunyai dampak langsung pada beberapa “pemain”. Proyek manajer biasa dimainkan oleh pemain punya pengaruh, pelatih, pemilik kesebelasan, petinggi kesebelasan, atau petinggi federasi. 

Dengan jalur-jalur semacam ini, walau panjang serta berlapis-lapis, tetapi dapat membuat jaringan yang kuat serta susah terdeteksi. Mereka yang umumnya gampang diamankan umumnya ialah dari layer runner ke bawah (sampai beberapa “pemain”), sesaat koruptor serta beberapa orang atas lebih susah tertangkap. 

Pemain Pasif Kelas Kakap 

Dalam tiap laganya, koruptor pasti perlu pelindung. Bila figur pelindung itu tidak dapat mereka temukan dari guarantor (runner atau agen), mereka akan minta ke tingkat yang tambah tinggi, biasanya underground. 

Pada laporan Federasi Sepakbola Zimbabwe 2011, group pengontrol laga dari Asia dapat mengendalikan banyak laga timnas mereka sepanjang tiga tahun sebab mendapatkan perlindungan dari petinggi senior federasi, pemain, serta wartawan yang mengaver berita-berita di laga itu. 

Group match-fixer Asia yang lain dapat juga mengendalikan pertandingan-pertandingan Eropa (khususnya Italia serta Eropa Timur) sebab mendapatkan perlindungan dari kriminil Balkan yang punyai akses pada pemain, wasit, serta petinggi federasi. 

Persaingan sepakbola yang bobrok mempunyai prosentase laga yang telah ditata makin banyak dibanding yang tidak ditata. Sebab jaringan ini terjadi dengan “alamiah”, beberapa pihak yang terjebak di dalamnya juga sama-sama sudah tahu serta sama-sama memerlukan. 

“Kadang kesebelasan bersahabat keduanya. Mereka ingin membantu sama-sama. Beberapa bos lalu bertaruh pada hasil laga. Ini banyak berlangsung di divisi-divisi bawah,” kata Milan Sapina, satu orang koruptor, yang akui pada Declan Hill pada 2007. 

Kata Sapina, beberapa koruptor kelihatannya dapat mengendalikan laga dengan gampang sebab dua fakta. Pertama sebab mereka mempunyai aliansi dengan beberapa koruptor yang lain, khususnya di Asia. Ke-2 sebab mereka punyai koneksi pada pemilik sepakbola lokal yang telah membuat match-fixing jadi taktik usaha mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi. 

Dari sini kita saling tahu bila “pemain” yang termudah ialah mereka yang “bermain”. Mereka yang “bermain” umumnya ialah mereka yang berkuasa serta mempunyai uang banyak. 

Itu yang membuat jalan masalah match-fixing tidak mungkin ditelanjangi. Umumnya beberapa orang di atas ini lah yang bertindak jadi “pemain” —meski pasif— tetapi kelas kakap. Mereka susah disibak serta diamankan, serta kalaulah tersingkap, mereka dapat mengubah dakwaan; malah pengungkap masalah yang akan diberi hukuman, bukan mereka. Semua sebab mereka punyai kuasa serta punyai uang. 

Jadi pertanyaannya: dapatkah praktik global ini dibasmi? Tentunya dapat. Salah satunya yang memulai pembasmian dengan pendeteksian yang baik. Kepolisian serta media menggenggam fungsi besar disana. 

Bagaimanapun match-fixing, walau telah bertaraf global, ialah penipuan publik; yang terkena tipu itu berjuta-juta orang.

PERUBAHAN FISIKA

KATA PENGANTAR: Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Ina, Taufiq dan Hinaya yang memungkinkan saya untu...